Mengikuti Perayaan Milad GAM ke 36 di Denmark




Mengikuti Perayaan Milad GAM ke 36 di Denmark
Lukman Taher | Citizen Journalism
Jum`at, 07 Desember 2012 10:10 WIB

Cuaca dingin yang mencekam tidak meruntuhkan semangat bangsa Aceh yang bermukim di Denmark untuk memperingati hari ulang tahun pendeklarasian kembali kemerdekaan Aceh yang ke 36 (1976-2012) pada Selasa (4/12).

Satu-persatu masyarakat yang bermukim di Denmark datang ke tempat acara. Untuk tahun ini, di Denmark sepakat untuk memperingati di kota Bronderslev (baca: Bronesliu), sedangkan ketua panitia untuk tahun 2012 ini adalah Muhammad Jafaruddin Rasyit.

Masyarkat Aceh di Denmark

Tepat jarum jam menunjukan angka 11:00 bersamaan itu pula peringatan pendeklarasian kembali kemerdekaan Aceh di mulai.  Bertindak sebagai pembuka dan sekaligus protokol adalah Salehati S.Hum. MA, dan dalam amanat singkat beliau memperingatkan kita sebagai generasi Aceh agar jangan pernah melupakan sejarah.

“Sejarah telah membuktikan bahwa Aceh adalah sebuah negara merdeka dan berdaulat dan diakui oleh dunia Internasional, bahkan Aceh telah maju di saat Belanda sendiri masih menjadi salah satu provinsi dari Spanyol” ulas Salehati.  Tambahnya pula, Aceh juga termasuk salah satu negara-negara yang mengakui kemerdekaan Belanda yang di proklamirkan pada tahun 1576, tapi justru 300 tahun kemudian pada tahun 1873 Belanda-lah yang mencaplok Aceh dan menjadikan Aceh bagian dari anak jajahannya,"ucap Salehati.

Acara selanjutnya adalah pembaca teks proklamasi kemerdekaan Aceh yang dibacakan oleh Muhammad Adam Zainal.  Teks tersebut menyatakan kepada dunia bahwa mulai tanggal 4 Desember 1976 secara hukum Aceh berjuang untuk merdeka dan berdaulat kembali sama seperti sebelum Belanda mencaplok Aceh pada tahun 1873.

Selanjutnya dilakukan acara pengibaran bendera pusaka bintang bulan.  Prosesi pengibaran bendera dilakukan oleh Aminah Lukman, Muhammad Jafaruddin Rasyit dan Saiful Taher. Walaupun dalam rintikan salju dan cuaca dingin yang mencekam bendera pusaka secara perlahan-lahan naik ke angkasa dengan megah dan penuh khidmat.

Pengibaran alam pusaka bulan bintang dalam rintikan salaju pada acara milad Aceh Merdeka di Denmark

Acara peringatan kemerdekaan Aceh di Denmark dilanjutkan dengan membaca amanat dari ketua Presidium ASNLF yang di bacakan oleh Adnan Daud. Dalam amanat tersebut beliau menyinggung beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh ASNLF dalam memperjuangkan untuk mendapat pengakuan kemerdekaan Aceh dari masyarakat Internasional.

Setelah diaktifkan kembali ASNLF pada bulan April 2012 di Denmark. ASNLF  telah mengirim perwakilannya di Sidang HAM dunia di Jenewa dan baru-baru ini mengirim beberapa anggotanya untuk pelatihan HAM yang diadakan oleh UNPO di Belanda.

Beliau menyinggung juga tentang hak merdeka bagi bangsa masih terjajah.  Trend merdeka bukanlah masalah dari bangsa yang miskin saja, tapi sentimen kemerdekaan di perjuangkan juga oleh bangsa-bangsa yang ada di Eropa yang secara ekonomi sudah mapan seperti Bangsa Skotlandia yang di masih dijajah oleh Inggris dan Bangsa Catalonia yang masih di cengkram oleh Spanyol.

Walaupun kedua bangsa tersebut dari segala bidang sudah maju, tapi mareka tetap menuntut kebebasan.  Dalam kesempatan tersebut, ketua presidium ASNLF juga mengajak seluruh orang-orang Aceh di seluruh dunia,untuk sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Aceh.

Acara peringati kemerdekaan Aceh di Denmark di tutup dengan doa yang dipimpin oleh Tgk Saiful Taher.

Penulis adalah Ketua ASNLF Denmark.

Sumber:
http://theglobejournal.com/feature/mengikuti-perayaan-milad-gam-ke-36-di-denmark/index.php